SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

Empat belas abad silam Allah menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, di masa ketika masyarakat Arab berada dalam jurang kenistaan, kekacauan dan kejahiliyahan. Mereka adalah bangsa tak berperadaban, yang menyembah berhala buatan tangan mereka sendiri, yang
meyakini peperangan dan pertumpahan darah sebagai hal yang mulia, dan bahkan tega membunuh anak-anak mereka sendiri. Namun, melalui Islam mereka mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban. Tidak hanya bangsa Arab, namun seluruh bangsa yang memeluk Islam terbebaskan dari kegelapan zaman jahiliyah dan tercerahkan oleh hikmah ilahiyah Al Qur’an. Di antara hal penting yang disampaikan Al Qur’an untuk umat manusia adalah pola pikir untuk apa mereka diciptakan ke dunia ini dan bagaimana menyikapinya agar bisa selamat dunia sampai akherat ?

Rabu, Agustus 19, 2009

3 (Tiga) Kata Kunci Dakwah

3 (Tiga) Kata Kunci Dakwah
Kita sebagai umat islam diwajibkan untuk amar ma'ruf nahi mungkar, sekecil apapun. Dengan tetap mentaati adab-adab berdakwah sesuai ajaran Al Qur an dan sabda Rasulullah SAW.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS.3:104.)

"Sampaikanlah apa yang kamu dapat dariku walau hanya satu ayat" (Sabda Rasullullah SAW).

"Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk" [An-Nahl : 125]

Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri (Al Ankabuut:46)

Ketika Allah SWT mengutus Musa dan Harun kepada Fir'aun maka Allah berfirman.
"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut" [Thaha : 44]

Berikut kami paparkan kata-kata kunci dakwah yang insya Allah, semoga membantu kita sukses dalam berdakwah. Semoga Allah selalu meridlo-i kita. Amien

1. Tahu medan
Seorang pendakwah harus tahu medan atau keadaan masyarakat yang akan/sedang didakwahi. Pelajari struktur masyarakatnya, budayanya, kebiasaan, tradisi, hal-hal yang disukai/tidak disukai. Tingkat pendidikan, status, dlsb. Ini akan sangat berguna untuk kesuksesan dakwah.

Dengan menguasai medan dakwah, kita bisa memakai metode yang tepat agar dakwah sampai dan diterima masyarakat. Jangan kita berdakwah model pendekar satu jurus. Apapun masyarakat/audience-nya, dakwahnya selalu memakai jurus yang sama. Ceramah dengan gaya yang sama, contoh-contoh yang tidak dipahami audience. Dakwah seperti ini tidak akan sukses, bahkan bisa-bisa dimusuhi masyarakat.

Point ini juga termasuk analisis diri-sendiri. Sejauh mana kemampuan kita. Analisis SWOT perlu diterapkan sebelum terjun dalam bidang dakwah. Kita harus tahu benar tentang kekuatan kita, kelemahan, kesempatan saat-saat dakwah, dan ancaman/rintangan yg mungkin akan menimpa. Dengan analisis diri dan analisis medan yang akan diterjuni, kita bisa menduga apakah mampu berdakwah di wilayah/medan/masyarakat tertentu. Jika tidak mampu, jangan paksakan diri. Tinggalkan. Biarkan organisasi dakwah lain (yang lebih kuat) menggarapnya. Atau ajak/gabung dengan organisasi lain untuk kerjasama.

2. Menyesuaikan diri
Seorang yang ingin sukses dalam dakwahnya haruslah menyesuaikan diri dengan medan-nya. Menyesuaikan diri bukan berarti ikut-ikutan kepada kebiasaan masyarakat yang bertentangan dengan ajaran islam. Tetapi dakwah kita menyesuaikan kepada kondisi masyarakat dengan menggunakan metode atau cara yang tepat agar dakwah islamiyah kita diterima masyarakat.

Yang kita dakwahkan adalah ajaran islam, ajaran Rasul SAW. Sedangkan metode berdakwah kita diberi kebebasan, asal tidak bertentangan dengan syariat islam tentu saja. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin dakwah islamiyah di berbagai tempat mempunyai corak yang berbeda-beda. Tetapi hakekat-nya adalah sama, yaitu ajaran islam diterima di masyarakat. Sebagai contoh, dakwah di Eropa tentu saja lain dengan di Thailand. Dakwah di Papua lain dengan Jawa. Dakwah di kota pun lain coraknya dengan di desa.

Bukan tidak mungkin hasil dakwah ini akan membentuk kultur dan budaya masyarakat berbeda-beda, sesuai dengan karakteristik asal masyarakatnya. Sekali lagi, hakekat dakwah adalah bagaimana agar ajaran islam diresapi dan diamalkan masyarakat sasaran kita. Itulah hakekat dakwah islamiyah. Kita tidak perlu mengolok-olok/menghujat masyarakat islam lain yg mungkin tidak kita pahami adat istiadatnya. Mungkin saja mereka lebih islami dari yang kita duga.
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) ..... ( QS. 49:11.)

3. Kuat/Mandiri

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS Ash Shaff 61:4)

Kuat dalam berbagai aspek sangat diperlukan untuk mendukung ke-efektif-an dakwah. Dalam ilmu manajemen di kenal analisis SWOT, yang S=Strength (kuat). Seorang juru dakwah akan sukses dalam dakwahnya jika didukung oleh kekuatan-kekuatan di berbagai aspek sebagai berikut:
a. Ekonomi. Kemandirian di aspek ini sangat-sangat penting. Ini merupakan kunci pokok kesuksesan dakwah. Kata mandiri lebih cenderung secara ekonomi, di samping tentu saja tidak mengabaikan mandiri di bidang-bidang yang lain. Dengan mandiri kita tidak tergantung secara finansial kepada orang lain/organisasi luar, sehingga dakwah bisa terus-menerus secara kontinyu. Bukannya kalau ada dana, kita dakwah, kalau tidak dakwahnya juga macet. Kalau model seperti ini, kesuksesannya diragukan. Kemandirian secara ekonomi ini penting untuk menjamin kelangsungan dakwah.

b. Ilmu. Jelas seorang juru dakwah harus mempunyai ilmu yang mumpuni, kuat. Ilmu agama adalah syarat utama. Ilmu-ilmu yang lain sangat diperlukan untuk mendukung untuk kesuksesan dakwah, sesuai dengan kondisi dan situasi medan dakwah.

c. Sosial. Seorang tokoh panutan akan lebih diterima pendapatnya oleh masyarakat. Tokoh yang disegani dan diakui oleh masyarakat akan menjadikan lebih dihormati dan dijadikan sebagai acuan. Tingkah lakunya akan ditiru orang banyak. Jika tokoh ini berdakwahkan islam, maka kesuksesan dakwah sudah di tangan. Insya Allah.

d. Kedudukan. Seorang atasan akan lebih mudah berdakwah kepada bawahannya, dari pada bawahan yang mendakwahi atasannya.

e. Daya Tahan. Ada kalanya seorang juru dakwah diserang oleh musuh-musuh islam yang tidak menyukai kita. Jika kita bisa menahan serangan, bahkan memukul balik, niscaya musuh-musuh dakwah tidak akan berani mengganggu lagi. Jangan dibayangkan ini hanya serangan berupa fisik saja. Banyak serangan/gangguan yang bisa terjadi. Pembunuhan karakter, fitnah, dll, adalah bentuk gangguan di masa modern ini. Mass media (komunikasi) merupakan senjata mereka, dan tentu saja senjata kita juga untuk menangkisnya.
Kenapa beratus-ratus tahun dakwah majelis taklim dan pondok-pondok pesantren tidak mati ditekan penjajah Belanda. Itu karena mandiri. Secara ekonomi pondok-pondok pesantren kita tidak tergantung Belanda, secara ilmu beliau para ulama kita mumpuni dan tidak terlalu tergantung dengan ulama-ulama Timur Tengah sehingga ketika hubungan itu diputus/diganggu, ulama kita tetap eksis. Demikian juga dengan pertahanan yang kuat, ulama-ulama kita mampu mempertahankan diri dari serangan Belanda, dll.

Sayang, maaf kalau salah, di zaman kemerdekaan (orde baru) dengan banyaknya bantuan pemerintah/partai politik, kemandirian ini luntur. Banyak pondok pesantren yang menadahkan tangan mengharap donasi. Semoga hal yang demikian tidak berlarut-larut. Kita harus mandiri.

Penutup
Demikianlah tiga kata kunci yang kami anggap penting untuk kesuksesan berdakwah. Di samping itu, kerja sama antar pendakwah (dan/atau organisasi dakwah) seharusnya diper-erat. Kita sesama muslim adalah bersaudara, bukan musuh. Janganlah kita jegal saudara kita, mencela, bahkan men-sesatkan.
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.(QS. 49:10.)
"Janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling memutuskan hubungan dan janganlah sebagian kamu menyerobot transaksi sebagian yang lain, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.Seorang muslim itu saudara muslim yang lain, tidak boleh menzhaliminya, membiarkannya (tidak memberikan pertolongan kepadanya), mendustainya dan tidak boleh menghinakannya.Taqwa itu berada di sini, beliau menunjuk dadanya tiga kali. Cukuplah seorang (muslim) dianggap (melakukan) kejahatan karena melecehkan saudara muslimnya. Setiap muslim atas muslim lain haram darahnya, hartanya dan kehormatannya". (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Metode dakwah Wali Songo kami kira merupakan contoh dakwah yang paling efektif sepanjang zaman ..insya Allah. Kerja sama-nya, metodenya, dll, sungguh sangat tepat diterapkan pada masyarakat (Jawa dan sekitarnya) pada masa itu, sehingga alhamdulillah sekarang kita dikarunia-i cahaya iman dan islam. Sungguh besar amal mereka,
Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari kiamat, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun".(HR. Muslim)

Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk-Nya kepada kita. amien.
Wallahu a'lam.
Agustus 2006.
Sumber : http://www.geocities.com/risanuri/agama/Tiga_Kata_Kunci_Dakwah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar