SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

Empat belas abad silam Allah menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, di masa ketika masyarakat Arab berada dalam jurang kenistaan, kekacauan dan kejahiliyahan. Mereka adalah bangsa tak berperadaban, yang menyembah berhala buatan tangan mereka sendiri, yang
meyakini peperangan dan pertumpahan darah sebagai hal yang mulia, dan bahkan tega membunuh anak-anak mereka sendiri. Namun, melalui Islam mereka mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban. Tidak hanya bangsa Arab, namun seluruh bangsa yang memeluk Islam terbebaskan dari kegelapan zaman jahiliyah dan tercerahkan oleh hikmah ilahiyah Al Qur’an. Di antara hal penting yang disampaikan Al Qur’an untuk umat manusia adalah pola pikir untuk apa mereka diciptakan ke dunia ini dan bagaimana menyikapinya agar bisa selamat dunia sampai akherat ?

Kamis, Juli 23, 2009

Hizbut Tahrir Indonesia Kecam Pelaku Peledakan Bom JW Marriot dan Ritz Carlton

Sunday, 19 July 2009
Hizbut Tahrir Indonesia Kecam Pelaku Peledakan Bom JW Marriot dan Ritz Carlton

Sebagaimana telah diberitakan secara meluas bahwa pada Jumat 17 Juli 2009 sekitar jam 7 pagi telah terjadi ledakan bom di Hotel JW. Marriot dan Ritz Carlton, Jakarta. Ledakan dahsyat di kedua hotel itu diberitakan telah mengakibatkan 9 orang meninggal dunia dan lebih dari 50 orang luka-luka. Berkenaan dengan hal itu, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

Pertama, Mengutuk pelaku peledakan bom itu sebagai tindakan dzalim luar biasa. Syariat Islam dengan tegas melarang siapapun dengan motif apapun membunuh orang tanpa haq, merusak milik pribadi dan fasilitas milik umum, apalagi bila tindakan itu menimbulkan korban dan ketakutan yang meluas.

Kedua, Menyerukan kepada semua pihak, khususnya kepolisian dan media massa, untuk bersikap hati-hati menanggapi spekulasi yang mengaitkan bom JW Marriot dan Ritz Carlton ini dengan kelompok, gerakan atau organisasi Islam. Dari sekian kemungkinan, bisa saja peledakan bom itu sengaja dilakukan oleh orang atau kelompok tertentu untuk mengacaukan situasi keamanan di masyarakat dan negara ini demi kepentingan politik mereka sambil mendiskreditkan organisasi Islam dan melakukan rekayasa sistematis serta provokasi keji untuk terus menyudutkan Indonesia sebagai sarang terorisme.

Ketiga, Meminta kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku peledakan dan mengungkap motif dibalik tindakan itu. Hanya dengan cara ini saja segala macam spekulasi yang bisa menimbulkan keresahan di tengah masyarakat bisa dihentikan.

Jakarta, 17 Juli 2009/24 Rajab 1409 H

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto

Hp: 0811119796 Email: Ismaily@telkom.net

Sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/2009/07/17/hizbut-tahrir-indonesia-kecam-pelaku-peledakan-bom-jw-marriot-dan-ritz-carlton/

Ba’asyir: Kasus bom Kuningan janggal

Sukoharjo (Espos) Penasihat Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Grogol, Sukoharjo, Ustad Abu Bakar Ba’asyir mensinyalir adanya rekayasa yang dilakukan pihak tertentu untuk menyalahkan Islam, terkait ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton Jakarta baru-baru ini.

Dalam kesempatan jumpa pers dengan wartawan di Kompleks Ponpes Al Mukmin Ngruki, Rabu (22/7), Ba’asyir mengatakan, jika benar pelaku bom bunuh diri menginap terlebih dahulu di hotel untuk merakit bom, maka bukan orang sembarangan yang bisa melakukannya. Pasalnya, pengamanan di kedua hotel tersebut sangat ketat sehingga hal itu dirasakan janggal.
Menurut Ba’asyir, jika ada peristiwa peledakan bom, jangan lantas di-gebyah uyah dengan menuduhkannya kepada umat Islam tanpa bukti-bukti kuat. Sebab, Islam tak mengajarkan kekerasan, kecuali dalam kondisi darurat. ”Saya berharap polisi bertindak jujur dalam menganalisa kasus ledakan bom di kedua hotel tersebut,” papar dia.
Ba’asyir bersikukuh mencium adanya rekayasa dari musuh-musuh Islam yang ingin memfitnah Islam. Bahkan ia mempercayai ada campur tangan pihak asing yang berkepentingan menjatuhkan nama baik Islam. Dikatakan dia, Islam tidak mengajarkan terorisme dalam berjihad sehingga tak ada alasan mengidentikkan pelaku teroris dengan umat Islam.
Ba’asyir mengungkapkan, konsep jihad menurut pendapatnya tidak boleh dilakukan dengan cara kekerasan, kecuali di medan perang. Dikatakan dia, jihad di Indonesia lebih didahulukan dengan mendakwahkan Islam secara damai. ”Tapi kalau memang ada pendapat lain tentang jihad, itu tergantung ijtihad mereka masing-masing,” papar dia.
Lebih lanjut, Ba’asyir mengaku tak mengenal Nur Said yang disebut-sebut sebagai salah satu pelaku bom bunuh diri di Mega Kuningan yang belakangan dibantah polisi. Sebelumnya, nama Nur Said asal Temanggung diakui sebagai alumnus Ponpes Ngruki oleh Direktur Ponpes, Ustad Wahyudin. ”Kalau Mukhlas saya pernah ketemu. Yang Nur Said ini tidak kenal,” jelasnya. - Oleh : rei
Sumber : Solopos Edisi 23-07-2009 Hal.VI

Al Qaeda otaki bom Kuningan ?

Edisi : Rabu, 22 Juli 2009 , Hal.1
Mantan Kadensus 88: Al Qaeda otaki bom Kuningan

Jakarta (Espos) Jaringan Al Qaeda diyakini sebagai otak di balik pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jumat (17/7) lalu.
Sementara itu, buronan teroris nomor satu Noordin M Top dipastikan masih di Indonesia.

Gerak pria asal Malaysia ini diduga lebih bebas di Indonesia dibanding di Filipina atau negara lain.
”Secara fakta hukum atau fakta yang ditemukan, polanya kayak apa, motifnya kayak apa, kalian juga sudah lama tahu bahwa bom Bali dananya dari Al Qaeda, kalian juga tahu bom Marriott dari Al Qaeda,” kata mantan Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, Brigjen Pol (Purn) Suryadharma seusai diskusi di TVOne, Wisma Nusantara, Jakarta, Selasa (21/7).
Dia juga meyakini, tidak ada jaringan baru yang melakukan itu. Kalaupun ada jaringan baru, itu adalah sel yang dibentuk Noordin M Top.
”Seratus persen tidak ada jaringan baru, hanya tetap mereka membentuk sel baru. Kalau ada organisasi baru no, tapi ada sel-sel baru yang dibentuk Noordin ya,” lanjutnya.
Ia juga yakin ada keterlibatan orang dalam saat bom di JW Marriott dan Ritz Carlton meletus, Jumat (17/7) lalu. Selain itu, bom dirakit di luar dan kemudian dibawa ke dalam hotel. ”Saya yakin ada orang dalam,” kata Suryadharma.
Menurut dia, dari pengalaman menyelidiki kasus terorisme, para pelaku bom bunuh diri tidak merakit bom di dalam, tapi membawanya dari luar. Karena itu dia yakin ada orang dalam yang terlibat. ”Kelompok Noordin tidak mungkin merakit di dalam,” tandasnya.
Lebih jauh, Suryadharma menjelaskan, pelaku bom bunuh diri tak memiliki kemampuan merakit bom. ”Mereka (eksekutor-red) hanya mengetahui how to use a bomb,” jelas Suryadharma.
Operasi pengeboman bunuh diri seperti di kedua hotel itu juga tak memungkinkan eksekutor bertemu perakit bom. Pernyataan Suryadharma dikuatkan pengamat terorisme, Al Haidar. Menurut Haidar, bom diduga dibuat oleh operator yang berada di luar hotel, dan dioperasikan secara tidak profesional oleh pelaku pemboman. ”Diduga kuat, bom tidak dirakit di dalam kamar hotel, seperti yang banyak disampaikan yakni di kamar 1808 JW Marriot. Melainkan dirakit di luar, kemudian dibawa ke hotel sebelum diledakkan. Pelaku bom, hanya mengerti tombol off/on saja. Tidak paham teknis operasi bom,” tutur Al Haidar.
Sementara itu pihak kepolisian tidak mau berspekulasi perihal bagaimana bom dan bahan peledak bisa masuk ke hotel. ”Itu masih kami selidiki, apakah memang kelalaian petugas yang jaga atau tidak bisa dideteksi. Masih dicek,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Media Center, Bellagio, Mega Kuningan, Jakarta.
Sementara itu, nasib Isa Ibrahim, salah seorang petugas hotel Ritz Carlton masih misterius. Diduga kuat, ia termasuk yang tewas dalam kondisi hancur. Bahkan muncul dugaan, Ibrahim merupakan pelaku bom di Ritz Carlton. Salah satu indikasinya, jenazah Ibrahim hancur saat ditemukan di Ritz.
Memang polisi belum memastikan Ibrahim menjadi korban tewas. Saat ini, polisi masih menunggu hasil tes DNA keluarga Ibrahim. Kemungkinan hasil tes DNA keluarga Ibrahim akan bisa diketahui dua atau tiga hari mendatang.
Sumber di kepolisian mengatakan polisi sudah menduga Ibrahim merupakan korban tewas yang jenazahnya mengalami kerusakan parah. Bahkan, batok kepalanya juga terkelupas, wajahnya tidak bisa dikenali. ”Tinggal menunggu hasil DNA untuk kepastiannya. Tapi, diduga kuat dia pelaku bom bunuh diri,” kata sumber yang enggan disebut namanya itu, Selasa.
Keluarga Ibrahim telah datang ke RS Sukanto Polri Senin (20/7). Mereka mencari Ibrahim yang tidak diketahui keberadaannya. Keluarga sudah mencari Ibrahim ke semua RS, namun tidak ada catatan korban luka bernama Ibrahim. Akhirnya, keluarga Ibrahim mendatangi RS Polri sebagai RS terakhir, sebab semua jenazah dibawa ke RS Polri.
Keluarga Ibrahim diperbolehkan melihat jenazah yang belum teridentifikasi. Setelah itu, tim identifikasi juga meminta agar keluarga mengirimkan sikat gigi dan barang-barang lain untuk membantu identifikasi atau tes DNA. Di awal kedatangannya, keluarga sempat menjelaskan tentang identitas Ibrahim. Namun, setelah bertemu tim identifikasi, keluarga Ibrahim tidak mau bicara lagi kepada wartawan.
Sebenarnya wartawan sudah mengendus kemungkinan Ibrahim sebagai pelaku bom sejak keluarga Ibrahim dilarang memberi pernyataan kepada wartawan. Apalagi, saat ditunggu wartawan hingga malam hari, keberadaan keluarga Ibrahim juga tak terlihat lagi. Hadyu Muhammad, salah seorang keluarga Ibrahim sempat menceritakan bahwa Ibrahim bekerja sebagai florist di Ritz-Carlton sejak empat tahun lalu. ”Saat ledakan terjadi, dia masuk pagi,” ujar dia.
Ibrahim yang asal Kuningan Jawa Barat itu selama di Jakarta tinggal di sebuah tempat kos di belakang Ritz Carlton. Pada bagian lain, dua korban tewas ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton sudah teridentifikasi. ”Dua yang diduga warga negara Belanda yang diduga juga sebagai pasangan suami-istri,” lanjut Nanan Soekarna.
Menurut Nanan, korban asal Belanda bernama Ejc Keanin dan Pieter Burer. Sedangkan dua korban yang tersisa, masih menunggu identifikasi.
Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Cemani, Sukoharjo mengakui Nur Said yang disebut-sebut sebagai pelaku bom bunuh diri alumnus pondok pesantren tersebut. Bahkan dalam buku induk Ponpes juga ditemukan nama Asmar Latin Sani yang merupakan pelaku bom bunuh diri di JW Marriot I pada 2003 silam. Asmar diketahui sebagai rekan seangkatan Nur Said yang lulus tahun 1994.
Direktur Ponpes Al Mukmin, Wahyudin dalam jumpa pers, Selasa, mengatakan nama Nur Said ditemukan pihak Ponpes dalam buku induk siswa. Sebelumnya nama Nur Said memang masih simpang siur antara Nur Sahid, Nur Hasdi, Nur Hasbi dan Nurdin Azis. ”Sebelumnya kami membantah karena nama yang dicurigai sebagai pelaku berbeda-beda. Tapi setelah ada kepastian namanya Nur Said dari Temanggung dengan nama ibu, Tuminem atau Tumiyem, barulah nama itu kami temukan,” jelasnya, Selasa (21/7).
Wahyudin menerangkan, Nur Said menuntut ilmu di Ponpes Al Mukmin selama enam tahun, terhitung sejak MTs hingga MAN. Meski lama, namun yang bersangkutan bukan siswa yang menonjol. Mengenai keterlibatan sejumlah alumnus Ponpes Ngruki dalam jaringan teroris, Wahyudin menjawab bukan lagi menjadi tanggung jawab pesantren. Sebab, para alumnus tersebut sudah lulus sekolah.
”Mengenai sejumlah alumnus Ngruki yang terlibat teroris, saya kira sudah bukan menjadi tanggung jawab kami lagi. Kemudian kalau yang dipersoalkan kurikulum, sebenarnya juga tidak tepat karena toh kebanyakan siswa tidak seperti itu. Hanya satu dua siswa yang terlibat dalam terorisme. Jadi kenapa yang diubah kurikulumnya?” ujar dia.
Secara prinsip, Wahyudin menegaskan, Ponpes Al Mukmin tak pernah mengajarkan kekerasan.
Terpisah, Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan pejabat intelijen Malaysia datang ke Jakarta untuk berkoordinasi dalam perburuan Noordin M Top. “Tiga pendukung Noordin ditahan sebelum serangan bom pada 17 Juli tersebut,” ujar Hishammuddin.

Pelarian Nur Said

- Nur Said sudah lama diburu polisi setelah penggerebekan Noordin M Top di Jl Raya Kretek-Wonosobo Km 4 Wonosobo, Jawa Tengah, 29 April 2004.
- Dalam peristiwa itu Abdul Hadi, teman satu angkatan Nur Said tewas. Sedangkan Mustafirin yang disebut-sebut sebagai kader pelaku bom bunuh diri Noordin M Top untuk aksi berikutnya ditangkap.
- Sejak peristiwa itu, Nur Said menghilang. Diduga Nur mengikuti pergerakan ke mana pun Noordin M Top pergi.
- Saat polisi melakukan penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Kota Semarang, nama Nur Said kembali disebut polisi.
- Nur Said juga berhubungan dengan Abu Nasim alias Seno Aji, yang ditangkap 23 Februari 2008 di Dusun Lembu Jati, Banaran, Temanggung, Jawa Tengah.

Sumber: Keterangan paman Nur Said, Ahmad Rafi’i - Oleh : dtc/aps/haw

Memburu Noordin M Top

Edisi : Rabu, 22 Juli 2009 , Hal.1

Perekrut ”calon pengantin” bergerak dengan lompat katak

Hingga kini, gembong teroris, Noordin M Top, diyakini berada di balik pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jumat (17/7) lalu. Lalu mengapa para teroris ini sedemikian susah ditangkap, bahkan terus memborbardir negeri ini?

Pengamat intelijen, Wawan H Purwanto, Selasa (21/7) menyebutkan, para teroris ini menerapkan pola khusus untuk bergerak menghindari penangkapan.
”Mereka menggunakan pola lompat katak. Sehingga kalau digerebek di sini, mereka langsung saling memberi tahu (untuk segera berpindah-red),” kata Wawan.
Menurut Wawan, bila pola reguler diterapkan, tinggal di satu tempat, pasti cepat tertangkap. Dia mencontohkan Noordin M Top yang selalu luput dari penggerebekan. Sebelumnya, polisi mengendus keberadaan Noordin dua pekan lalu di Bogor. Namun, menyusul penangkapan tersangka teroris Saefudin Zukhri, di Cilacap 21 Juni lalu, Noordin telah bergeser.
”Jadi dari Cilacap didapat info banyak sekali. Dari sana lantas dikembangkan dan dilakukan pengejaran. Pengejaran memang tidak dipublikasikan,” kata Wawan.
Wawan menilai tidak ada kesengajaan polisi untuk membiarkan Noordin bebas pascapenggeberekan di Cilacap pada akhir Juni lalu. Sebab, hal itu merupakan pelanggaran yang serius jika dilakukan.
Noordin M Top masuk dalam daftar pencarian orang yang dikeluarkan polisi beberapa tahun ini. Dari sejumlah nama yang dipampang dia satu-satunya buronan untuk kasus terorisme.
Noordin masih eksis sebagai buronan paling dicari. Ciri-ciri fisik Noordin juga ditampilkan, antara lain tinggi badan 168 cm, berat badan 67 kg, tanggal lahir 4 April 1964, dan bahasa yang dikuasai, Arab dan Indonesia.
Selama ini, Noordin menurut berbagai sumber, dikenal sebagai perekrut handal. Dia yang mencari dan menggalang anggota-anggota baru untuk melakukan pengeboman atau yang biasa disebut di kalangan kelompok itu sebagai ”calon pengantin”. Disebut demikian karena dipercayai sang pengebom akan menikah dan mendapatkan bidadari di surga.
Noordin bersama kawannya Dr Azahari adalah duo Malaysia meroket ketika rentetan peristiwa pemboman terjadi mulai dai Bom Bali pada 2002 lalu. Yang satu mencari calon pengantin dan satunya lagi merakit bom.
Berbagai upaya penangkapan dan penyergapan terus dilakukan. Mulai dari penyergapan di Bandung pada Oktober 2003, Wonosobo pada April 2005, Wonosobo Oktober 2005, dan di Batu, Malang November 2005. Saat penyergapan di Malang, Dr Azahari berhasil ditembak, tapi Noordin tetap lolos.
Terakhir pada 14 Juli 2009, polisi menemukan bom di rumah yang diduga milik mertua Noordin. Dari berbagai rekam jejak penangkapan tersebut, Noordin M Top selalu lolos dari jerat pengejarnya. Namun sempat tersiar kabar, sebenarnya polisi sudah hampir pasti menangkap Noordin saat dia di Cilacap.
Entah bagaimana, Noordin beserta istri dan mertuanya itu lolos. Disebut-sebut, Noordin lebih dahulu mendengar kabar bahwa kawannya, warga Singapura telah ditangkap di Lampung, dia pun kemudian meloloskan diri dari pantauan petugas. Hingga kemudian aksi bom bunuh diri terjadi pada 17 Juli 2009, di JW Marriott dan Ritz Carlton.
Anak buah Noordin disebut sebagai pelaku peledakan bom bunih diri itu. Sang perekrut ”calon pengantin” ini pun kini terus diburu.

Pola pergerakan Noordin M Top:

- Saling memberi tahu jika ada penggerebekan.
- Langsung berpindah tempat jika ada yang tertangkap.
Contoh terakhir, polisi mengendus Noordin berada di wilayah Bogor sejak dua pekan lalu. Namun setelah ada penangkapan di Cilacap, keberadaannya susah diendus.

Upaya penangkapan:
- Bandung (Oktober 2003)
- Wonosobo (April 2005)
- Wonosobo (Oktober 2005)
- Batu, Malang (November 2005), Dr Azahari ditembak.
- Banyumas (Juni 2007), Abu Dujana panglima perang kelompok Noordin ditangkap.
- Palembang (Juli 2008), polisi menangkap kelompok Noordin.
- Lampung (25 Juni 2009), dua warga Singapura di Lampung.
- Cilacap (21 Jun)i ditangkap Saefudin Zukhri.
- Cilacap (14 Juli 2009), polisi menemukan bom di rumah yang diduga milik mertua Noordin.


Noordin M Top

Kewarganegaraan: Malaysia
Tanggal lahir: 4 April 1964
Tinggi badan: 168 cm
Berat badan: 67 kg
Bahasa yang dikuasai: Arab dan Indonesia
Dikenal handal merekrut calon pengebom. Bersama kawannya Dr Azahari, duo Malaysia meroket ketika rentetan peristiwa pemboman terjadi mulai darii Bom Bali 2002. - Oleh : dtc

Polwil sebar ribuan poster Noordin

Solo (Espos) Aparat Polwil Surakarta menyebarkan 15.000 lembar poster buronan teroris nomor wahid, Noordin M Top, di wilayah Soloraya. Penyebaran dilakukan secara serentak oleh ratusan polisi, Rabu (22/7).

Noordin diduga menjadi otak pengeboman di sejumlah daerah, termasuk Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Jakarta, pekan lalu. Dalam poster tersebut dimuat beberapa versi foto Noordin. Salah satu gambar adalah foto Noordin terbaru yaitu tidak mengenakan kacamata dan tanpa jenggot serta kumis.
Dari poster yang disebar, ciri-ciri Noordin M Top adalah berbadan tegap, tinggi badan sekitar 170 cm, tidak menggunakan kacamata, warna kulit sawo matang, rambut pendek lurus, tanpa jenggot dan kumis serta logat Melayu begitu kental.
Berdasarkan pantauan Espos, ribuan poster tersebut ditempel di sejumlah pusat keramaian. Di daerah Kleco yang merupakan perbatasan Solo-Sukoharjo, warga langsung antusias melihat poster yang ditempel polisi.
Selain itu, poster bergambar Noordin M Top tersebut juga disebarkan di mal, pasar, pos polisi dan beberapa lokasi strategis lainnya di wilayah Soloraya. Di pusat perbelanjaan Carrefour, Kartasura, poster bergambar Noordin M Top dipasang di pintu masuk dan juga langsung menjadi pusat perhatian pengunjung.
”Di wilayah Soloraya ada 15.000 lembar poster yang disebar. Di tempatkan di lokasi strategis seperti mal, batas kota hingga pusat keramaian lainnya,” ungkap Pasubbag Samapta Polwil Surakarta AKP Awali mewakili Kapolwil Surakarta, Kombes Pol Taufik Ansorie kepada Espos di sela-sela operasi.
Ia menambahkan, dengan penyebaran poster tersebut, diharapkan masyarakat akan lebih mengenali wajah Noordin M Top yang diduga terlibat pengeboman di dua hotel di Kuningan, Jakarta. Selain dilakukan Polwil, penyebaran poster tersebut juga dilaksanakan aparat enam Polres yang ada di bawah Polwil Surakarta. ”Bagi masyarakat yang mengetahui atau melihat dapat langsung menghubungi aparat kepolisian terdekat,” ujar Awali.
Selain melalui poster yang disebarkan, pihaknya mengharapkan melalui pemberitaan di media dapat membantu polisi dalam menangkap buronan tersebut. ”Sampai saat ini kami belum menerima laporan dari masyarakat terkait ada orang yang diindikasikan memiliki ciri-ciri seperti yang ada pada poster-poster DPO yang sudah kami sebarkan sebelumnya,” kata Awali lagi.
Terpisah, Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo meminta masyarakat proaktif membantu polisi memerangi aksi terorisme.
Selama ini, menurut orang nomor satu di Polda Jateng itu, wilayah Jawa Tengah kerap disisir terkait aksi teror. Untuk mencegah aksi teror, masyarakat diminta mewaspadai orang tak dikenal yang tinggal di lingkungan sekitarnya. ”Masyarakat harus lebih aktif melaporkan keberadaan dan kegiatan orang tak dikenal,” kata Kapolda Jateng.
Alex menjelaskan, sejauh ini, kepolisian telah meningkatkan keamanan dengan patroli, penjagaan obyek vital, mal, dan lokasi publik lainnya. Hasil kegiatan ini akan lebih optimal jika masyarakat menginformasikan keanehan-keanehan di lingkungan sekitarnya. ”Agar hal-hal buruk dapat dicegah,” ungkapnya.
Hari ini, Kapolda dijadwalkan memberikan penyuluhan kepada para lurah dan Kades Soloraya. Acara digelar di sebuah hotel di Kota Solo. - Oleh : dni/dtc

Nur Said dan Ibrahim bukan pengebom

Edisi : Kamis, 23 Juli 2009 , Hal.1
Polri: Nur Said dan Ibrahim bukan pengebom

Jakarta (Espos) Mabes Polri memastikan pelaku pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton bukan Nur Said dan Ibrahim sebagaimana diberitakan media selama ini.

Kepastian itu diperoleh dari hasil tes DNA yang dilakukan Polri terhadap kepala pelaku pengeboman serta keluarga Nur Said dan Ibrahim. ”Ternyata hasilnya tidak identik dengan DNA para pelaku bom,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Sukarna dalam jumpa pers di Jakarta Media Center, Cafe Ginger Bellagio, Jakarta, Rabu (22/7).
Menurut Nanan, meski dipastikan bukan pelaku bom bunuh diri namun keberadaan Nur dan Ibrahim hingga kemarin masih misterius. Nanan mengatakan, polisi telah membuat sketsa wajah pelaku pengeboman. Dalam keterangan di sketsa itu, pelaku bom di Hotel Marriott berumur sekitar 17 tahun, berjenis kelamin laki-laki, rambut lurus pendek, tinggi sekitar 180 cm-190 cm, serta ukuran sepatu 42-43. Dari ciri-ciri itu, Nur Said jelas bukan pelakunya.
Sedangkan sketsa pelaku bom di Ritz Carlton, berjenis kelamin pria, berusia sekitar 30-40 tahun, rambut lurus pendek, berkulit sawo matang, dan bertinggi badan 165 cm. Dari ciri-ciri itu pelaku juga bukan Ibrahim. ”Baik Nur Said maupun Ibrahim tidak cocok dengan sketsa yang kami buat ini. Jadi, (pelaku) bukan mereka,” jelas dia.
Ditambahkan dia, polisi memastikan dua kepala yang masing-masing ditemukan di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton adalah milik pelaku bom bunuh diri.”Dua kepala sudah bisa diduga sebagai pelaku pembom bunuh diri. Kami melakukan pengumpulan serpihan-serpihan,” kata Kadiv Humas.
SKETSA WAJAH— Kadiv Humas Mabes Polri Irjen (Pol) Nanan Soekarna menunjukkan foto hasil rekonstruksi dan sketsa wajah dua orang korban yang diduga sebagai tersangka pelaku bom bunuh diri di Hotel Ritz Carlton (foto kiri) dan Hotel JW Marriot (foto kanan) di Jakarta Media Centre, Jakarta, Rabu (22/7). Foto (Antara/Widodo S Jusuf)

Menurut Nanan, untuk bom di JW Marriot, polisi menemukan tubuh yang dipastikan merupakan pasangan kepala tersangka yang diperkirakan berumur 17 tahun tersebut. Tubuh tersebut berukuran cukup besar. Kemudian, lanjutnya, polisi mencoba menarik kemungkinan pelaku merupakan penyewa kamar 1808. Salah satu peralatan di kamar itu diketahui cocok dengan tubuh yang telah teridentifikasi.
Sedangkan untuk bom di Ritz Carlton, kepastian mengenai kepala pelaku didapat dari keterangan saksi. ”Untuk potongan di Ritz Carlton, berdasarkan keterangan saksi, dia adalah sebagai suicide bomber,” pungkasnya.
Nanan belum mau menjelaskan siapa orang lain yang dicurigai sebagai pelaku peledakan bom, setelah Nur Said dan Ibrahim bebas dari sangkaan. “Yang jelas, polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku peledakan,” katanya.
Pernyataan Mabes Polri yang menegaskan Ibrahim bukan pelaku peledakan di Hotel Ritz Carlton Jakarta langsung disambut gembira Suci Hani, istri Ibrahim. ”Alhamdulillah, pelakunya bukan suami saya,” kata Suci Hani di Dusun Kliwon, Desa Sampora, Cilimus, Kuningan, Jawa Barat, Rabu.
Keluarga Nur Said di Temanggung dan Klaten juga bersyukur atas pernyataan Polri itu. Ibu mertua Nur Said, Siti Lestari, 57, saat ditemui wartawan di kediamannya, RT 18/RW VII Dukuh Tempel Desa Ngalas, Klaten Selatan, sejak awal meyakini menantunya tidak mungkin berbuat seperti yang dituduhkan.
Karenanya, mereka meminta Ketua Umum Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) Habib Abdurrahman Assegaf berhati-hati menyampaikan pernyataan. Sebelumnya, Habib menyebut pelaku bom bunuh diri diduga Nur Said, alumnus Ponpes Al Mukmin Ngruki. ”Saya minta agar di kemudian hari Bapak Assegaf berhati-hati kalau keluarkan statemen,” kata Udi Mas’ud, adik kandung Nur Said. Dihubungi terpisah, Abdurrahman Assegaf mengaku menyebut nama Nur Said karena Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri memberi inisial N. Dalam data teroris yang dimilikinya, N adalah Nur Said.
Sementara itu, sebuah rumah kusam berlantai dua yang sarat sarang laba-laba di Jl Cililitan Kecil, Jakarta Timur mendadak jadi sorotan publik. Pasalnya, rumah tersebut pernah ditinggali Ibrahim yang kini misterius. Ibrahim dan keluarganya tinggal di rumah itu sekitar 20 tahun. Mereka baru pindah setelah terjadi banjir pada 2007. Di ruang lantai dua yang diperkirakan sebagai musala terdapat tulisan Arab di dua dinding. Selain tulisan bahasa Arab itu, yang cukup mengejutkan ada kaus warna putih bertuliskan”Ritz Carlton” yang digantung di bawah kalimat bahasa Arab itu. Sedang di bawah kaus itu, terdapat gambar gedung bertingkat yang dilengkapi dengan coret-coret tak jelas menggunakan pensil di dekat gedung bertingkat itu. Di lantai bawah terdapat gambar api yang siap melalap gedung tersebut. - Oleh : dtc/haa
.....................
Mertua Nur Said tak tidur tiga hari tiga malam
Hasil tes DNA negatif, syukur dipanjatkan…

Lega mas, tidak lagi ada kekhawatiran,” begitu ucap Gesang Bekti Prayogo, 18, adik kandung Dwi Prastiwi, 32, istri Nursaid —pria yang beberapa hari ini menghiasi media massa karena disebut-sebut sebagai orang yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di dua hotel mewah Jakarta— kepada Espos, saat mengunjungi kediaman keluarga mertua Nur Said di RT 18/ RW VII Dukuh Tempel Desa Ngalas Kecamatan Klaten Selatan, Rabu (22/7).

Dalam beberapa hari terakhir, nama Desa Ngalas, tepatnya Dukuh Tempel, menjadi salah satu sorotan. Di tempat inilah, nama Nur Said sempat disebut-sebut, mengingat dia juga tercatat tinggal di wilayah Klaten. Nur Said, namanya menghiasi media cetak maupun elektronik beberapa hari lalu karena diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Tetapi, dugaan tersebut, sejak Rabu (22/7) tengah hari, sirna menyusul jumpa pers yang digelar Mabes Polri terkait negatifnya hasil tes DNA dari orangtua Nur Said, atas sosok tubuh yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri itu.
Sebelumnya, saat kabar dugaan tersebut berembus, keluarga mertua Nur Said mendapatkan imbas beban psikis yang teramat berat. Bahkan, pascamencuatnya informasi mengenai dugaan Nursaid sebagai pelaku, nama Tempel sempat menjadi cibiran masyarakat. Ada yang mengait-ngaitkan nama tersebut sebagai pencetak pelaku teror.
Ibu mertua Nur Said, Siti Lestari, 57, saat mendengar kabar menantunya diduga terkait dengan aksi bom tersebut, sempat kaget. Bahkan, sejak beberapa hari lalu, dirinya tak bisa tidur memikirkan soal hal tersebut. “Sudah tiga hari tiga malam saya tidak bisa tidur nyenyak,” ucap Siti saat menerima kehadiran para kuli tinta di serambi rumahnya.
Begitu dia beranjak ke dalam rumah, Siti pun tak bisa menahan lega maupun bulir-bulir air mata, saat melihat informasi di televisi. Di ruang tengah, tepat di sela-sela peralatan jahit maupun kursi tamu, Siti, berkali-kali berujar syukur kepada Allah SWT atas kabar yang menyejukkan hati keluarganya itu. Bahkan, dia melakukan sujud syukur atas informasi tersebut.
Senyum, kali ini tersungging di bibirnya, berkali-kali pascainformasi tersebut. Pun dia sunggingkan lagi, saat para kuli tinta berpamitan. - Oleh : Heriyono Adi Anggoro

Sumber : Solopos Edisi 23 Juli 2009
http://www.solopos.co.id

Keluarga Noordin ditangkapi

Cilacap (Espos) Polisi menangkap keluarga gembong teroris Noordin M Top di Cilacap, Rabu (22/7). Mereka adalah isteri Noordin, Arina dan ibu mertuanya, Dwi Astuti.
Bersama dua perempuan itu, dibawa juga anak dari hasil pernikahan Arina dengan Noordin. Namun, dalam penjelasannya kepada Tim Pengacara Muslim (TPM), Arina membantah dirinya istri Noordin, sebab nama suaminya adalah Abdul Halim.
Penangkapan dilakukan pukul 10.30 WIB. Sekitar 20 polisi dikerahkan untuk melakukan penangkapan di Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap itu. ”Ya tadi pukul 10.30 WIB. Ada petugas kepolisian yang menjemput,” kata Kepala Kesbanglinmas Cilacap, Yayan Rustiawan.
Penangkapan ini menyusul penangkapan Saefudin Zuhri di Nusawungu, Cilacap oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror pada 21 Juni lalu, dan ditemukannya bom dan alat merakit bom pada 14 Juli lalu di belakang rumah Bahrudin Latif alias Baridin, yang tak lain adalah ayah Arina.
Densus masih memburu Baridin. Arina ditangkap di kediaman kakak Baridin, sekitar 200 meter dari rumah Baridin. Penangkapan disaksikan aparat desa dan Muspika. Di rumah Baridin inilah diduga Noordin selama ini tinggal dan menikah dengan Arina. Pernikahan antara Arina dan Noordin dilakukan sekitar dua tahun lalu. ”Mereka menikah siri. Yang menikahkan adalah Pak Baridin,” kata Kepala Desa Pasuruhan, Watim Suseno, sebagaimana dikutip dari tempointeraktif.com.
Watim mengatakan, menantu Baridin pernah dikenalkan sekali kepada warga. Hanya saja, kata dia, pada saat perkenalan Baridin tidak menjelaskan siapa menantunya tersebut. ”Waktu itu, Pak Baridin hanya menunjukkan kumpulan orang asing yang katanya dari Sulawesi,” imbuihnya.
Dari pernikahan itu, Arina mempunyai dua orang anak yang bernama Aula dan Daud. Baridin merupakan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Muaddib. Sedangkan Arina merupakan guru pengajar Bahasa Arab di pondok tersebut. Oleh para tetangganya, Baridin terkenal tertutup. Ia jarang ikut kondangan jika ada tetangganya yang punya hajat.
Pada bagian lain, anggota TPM Ahmad Kholik menyatakan, Arina sempat mendatangi TPM menyusul penggeledahan rumah Baridin beberapa waktu lalu. ”Dia kaget, syok waktu pulang ke rumah ternyata rumahnya sudah didatangi polisi dan barang-barangnya diambil,” kata Kholik.
Kepada TPM, Arina mengaku sangat takut dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun dengan bantuan beberapa kerabatnya, Arina akhirnya menemui TPM di Jakarta. Sementara itu anggota TPM lainnya, Ahmad Michdan mengatakan, Arina dengan tegas mengatakan tidak mengetahui tentang Noordin M Top. Selama ini, suami dikenalnya dengan nama Abdul Halim. Menurut Michdan, suami Arina sering pergi berbulan-bulan. ”Dia nggak tahu Noordin M Top, makanya dia kaget pas dibilang kalau suaminya Noordin M Top,” kata Michdan. TPM hingga kini belum tahu di mana Arina berada.
Sementara itu perburuan sel Noordin terus dilakukan. Densus 88 menangkap jaringan teroris yang terkait dengan Dr Azahari, yakni Hendrawan, 50, warga Dusun Santrean RT 04/ RW I, Desa Sumberejo, Kecamatan Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Ketua RT 04/RW I Desa Sumberejo, Sunardi menyatakan, Hendrawan ditangkap di Solo. Sunardi mengetahui penangkapan itu karena saudara iparnya, Hendra, menjadi sopir yang disewa Hendrawan untuk mengantarnya ke Solo.
Sementara Kapolwil Malang Kombes Pol Rusli Nasution menyatakan tidak tahu adanya penangkapan terhadap Hendrawan. Tingkah laku Hendrawan, pria yang ditangkap Densus 88, selama di luar kebiasaan warga setempat. Sehari-hari dia menggunakan bahasa Inggris. Lampu rumahnya tidak dinyalakan bila malam dan kaca jendela rumah ditutup dengan kertas. Dari Jakarta dilaporkan, Mabes Polri mengakui ada penangkapan Arina di Cilacap. ”Anggota kami memeriksa dan menahan beberapa orang di Jateng,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna.
Jaringan Noordin selama ini memang diduga masih aktif. Meskipun Dr Azahari, perakit bom handal kelompok Noordin sudah meregang nyawa. Tapi itu bukan berarti jaringan kelompok ini kehilangan perakit bom handal. Mereka masih memiliki sejumlah nama yang dikenal mahir merakit bahan peledak. Demikian diungkapkan pengamat terorisme, Sidney Jones. Saat ini, diketahui dua nama yang telah teridentifikasi polisi. Mereka yakni Reno alias Tedi dan Taufik Bulaga alias Upik Lawanga.

Penangkapan jaringan teroris di Cilacap

- 21 Juni - Densus 88 Antiteror menangkap Saefudin Zuhri di Nusawungu, Cilacap.
- 14 Juli - Densus 88 Antiteror menemukan dua bom siap ledak, bahan dan alat pembuat bom di belakang rumah Bahrudin Latif alias Baridin, warga Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap. Densus masih memburu Baridin.
- Pascapenggerebekan, sang anak, Arina, menghubungi Tim Pembela Pengacara Muslim (TPM).
- 22 Juli - Anak dan istri Baridin, Arina dan Dwi Astuti, serta anaknya dibawa 20 petugas kepolisian sekitar pukul 10.30 WIB disaksikan aparat desa dan Muspika. Hingga kini TPM tak mengetahui keberadaan Arina.

Arina diduga istri Noordin M Top?

- 2007, Baridin menikahkan Arina dengan seseorang yang diakui bernama Abdul Halim. Baridin sempat mengundang tetangga terkait pernikahan, namun tak menunjukkan mempelai laki-laki, dan hanya menunjukkan sekelompok orang asing yang disebut berasal dari Sulawesi.
- Pernikahan tak tercatat di arsip desa. Sang mempelai laki-laki tinggal sejak 2005 dan tak memiliki KTP Cilacap. Pernikahan menghasilkan dua anak, Aula dan Daud.
- Baridin merupakan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Muaddib dan Arina adalah guru bahasa Arab di Ponpes setempat. Baridin dikenal tertutup. - Oleh : dtc/Ant