SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

Empat belas abad silam Allah menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, di masa ketika masyarakat Arab berada dalam jurang kenistaan, kekacauan dan kejahiliyahan. Mereka adalah bangsa tak berperadaban, yang menyembah berhala buatan tangan mereka sendiri, yang
meyakini peperangan dan pertumpahan darah sebagai hal yang mulia, dan bahkan tega membunuh anak-anak mereka sendiri. Namun, melalui Islam mereka mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban. Tidak hanya bangsa Arab, namun seluruh bangsa yang memeluk Islam terbebaskan dari kegelapan zaman jahiliyah dan tercerahkan oleh hikmah ilahiyah Al Qur’an. Di antara hal penting yang disampaikan Al Qur’an untuk umat manusia adalah pola pikir untuk apa mereka diciptakan ke dunia ini dan bagaimana menyikapinya agar bisa selamat dunia sampai akherat ?

Kamis, Juli 23, 2009

Al Qaeda otaki bom Kuningan ?

Edisi : Rabu, 22 Juli 2009 , Hal.1
Mantan Kadensus 88: Al Qaeda otaki bom Kuningan

Jakarta (Espos) Jaringan Al Qaeda diyakini sebagai otak di balik pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jumat (17/7) lalu.
Sementara itu, buronan teroris nomor satu Noordin M Top dipastikan masih di Indonesia.

Gerak pria asal Malaysia ini diduga lebih bebas di Indonesia dibanding di Filipina atau negara lain.
”Secara fakta hukum atau fakta yang ditemukan, polanya kayak apa, motifnya kayak apa, kalian juga sudah lama tahu bahwa bom Bali dananya dari Al Qaeda, kalian juga tahu bom Marriott dari Al Qaeda,” kata mantan Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, Brigjen Pol (Purn) Suryadharma seusai diskusi di TVOne, Wisma Nusantara, Jakarta, Selasa (21/7).
Dia juga meyakini, tidak ada jaringan baru yang melakukan itu. Kalaupun ada jaringan baru, itu adalah sel yang dibentuk Noordin M Top.
”Seratus persen tidak ada jaringan baru, hanya tetap mereka membentuk sel baru. Kalau ada organisasi baru no, tapi ada sel-sel baru yang dibentuk Noordin ya,” lanjutnya.
Ia juga yakin ada keterlibatan orang dalam saat bom di JW Marriott dan Ritz Carlton meletus, Jumat (17/7) lalu. Selain itu, bom dirakit di luar dan kemudian dibawa ke dalam hotel. ”Saya yakin ada orang dalam,” kata Suryadharma.
Menurut dia, dari pengalaman menyelidiki kasus terorisme, para pelaku bom bunuh diri tidak merakit bom di dalam, tapi membawanya dari luar. Karena itu dia yakin ada orang dalam yang terlibat. ”Kelompok Noordin tidak mungkin merakit di dalam,” tandasnya.
Lebih jauh, Suryadharma menjelaskan, pelaku bom bunuh diri tak memiliki kemampuan merakit bom. ”Mereka (eksekutor-red) hanya mengetahui how to use a bomb,” jelas Suryadharma.
Operasi pengeboman bunuh diri seperti di kedua hotel itu juga tak memungkinkan eksekutor bertemu perakit bom. Pernyataan Suryadharma dikuatkan pengamat terorisme, Al Haidar. Menurut Haidar, bom diduga dibuat oleh operator yang berada di luar hotel, dan dioperasikan secara tidak profesional oleh pelaku pemboman. ”Diduga kuat, bom tidak dirakit di dalam kamar hotel, seperti yang banyak disampaikan yakni di kamar 1808 JW Marriot. Melainkan dirakit di luar, kemudian dibawa ke hotel sebelum diledakkan. Pelaku bom, hanya mengerti tombol off/on saja. Tidak paham teknis operasi bom,” tutur Al Haidar.
Sementara itu pihak kepolisian tidak mau berspekulasi perihal bagaimana bom dan bahan peledak bisa masuk ke hotel. ”Itu masih kami selidiki, apakah memang kelalaian petugas yang jaga atau tidak bisa dideteksi. Masih dicek,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna dalam jumpa pers di Media Center, Bellagio, Mega Kuningan, Jakarta.
Sementara itu, nasib Isa Ibrahim, salah seorang petugas hotel Ritz Carlton masih misterius. Diduga kuat, ia termasuk yang tewas dalam kondisi hancur. Bahkan muncul dugaan, Ibrahim merupakan pelaku bom di Ritz Carlton. Salah satu indikasinya, jenazah Ibrahim hancur saat ditemukan di Ritz.
Memang polisi belum memastikan Ibrahim menjadi korban tewas. Saat ini, polisi masih menunggu hasil tes DNA keluarga Ibrahim. Kemungkinan hasil tes DNA keluarga Ibrahim akan bisa diketahui dua atau tiga hari mendatang.
Sumber di kepolisian mengatakan polisi sudah menduga Ibrahim merupakan korban tewas yang jenazahnya mengalami kerusakan parah. Bahkan, batok kepalanya juga terkelupas, wajahnya tidak bisa dikenali. ”Tinggal menunggu hasil DNA untuk kepastiannya. Tapi, diduga kuat dia pelaku bom bunuh diri,” kata sumber yang enggan disebut namanya itu, Selasa.
Keluarga Ibrahim telah datang ke RS Sukanto Polri Senin (20/7). Mereka mencari Ibrahim yang tidak diketahui keberadaannya. Keluarga sudah mencari Ibrahim ke semua RS, namun tidak ada catatan korban luka bernama Ibrahim. Akhirnya, keluarga Ibrahim mendatangi RS Polri sebagai RS terakhir, sebab semua jenazah dibawa ke RS Polri.
Keluarga Ibrahim diperbolehkan melihat jenazah yang belum teridentifikasi. Setelah itu, tim identifikasi juga meminta agar keluarga mengirimkan sikat gigi dan barang-barang lain untuk membantu identifikasi atau tes DNA. Di awal kedatangannya, keluarga sempat menjelaskan tentang identitas Ibrahim. Namun, setelah bertemu tim identifikasi, keluarga Ibrahim tidak mau bicara lagi kepada wartawan.
Sebenarnya wartawan sudah mengendus kemungkinan Ibrahim sebagai pelaku bom sejak keluarga Ibrahim dilarang memberi pernyataan kepada wartawan. Apalagi, saat ditunggu wartawan hingga malam hari, keberadaan keluarga Ibrahim juga tak terlihat lagi. Hadyu Muhammad, salah seorang keluarga Ibrahim sempat menceritakan bahwa Ibrahim bekerja sebagai florist di Ritz-Carlton sejak empat tahun lalu. ”Saat ledakan terjadi, dia masuk pagi,” ujar dia.
Ibrahim yang asal Kuningan Jawa Barat itu selama di Jakarta tinggal di sebuah tempat kos di belakang Ritz Carlton. Pada bagian lain, dua korban tewas ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton sudah teridentifikasi. ”Dua yang diduga warga negara Belanda yang diduga juga sebagai pasangan suami-istri,” lanjut Nanan Soekarna.
Menurut Nanan, korban asal Belanda bernama Ejc Keanin dan Pieter Burer. Sedangkan dua korban yang tersisa, masih menunggu identifikasi.
Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Cemani, Sukoharjo mengakui Nur Said yang disebut-sebut sebagai pelaku bom bunuh diri alumnus pondok pesantren tersebut. Bahkan dalam buku induk Ponpes juga ditemukan nama Asmar Latin Sani yang merupakan pelaku bom bunuh diri di JW Marriot I pada 2003 silam. Asmar diketahui sebagai rekan seangkatan Nur Said yang lulus tahun 1994.
Direktur Ponpes Al Mukmin, Wahyudin dalam jumpa pers, Selasa, mengatakan nama Nur Said ditemukan pihak Ponpes dalam buku induk siswa. Sebelumnya nama Nur Said memang masih simpang siur antara Nur Sahid, Nur Hasdi, Nur Hasbi dan Nurdin Azis. ”Sebelumnya kami membantah karena nama yang dicurigai sebagai pelaku berbeda-beda. Tapi setelah ada kepastian namanya Nur Said dari Temanggung dengan nama ibu, Tuminem atau Tumiyem, barulah nama itu kami temukan,” jelasnya, Selasa (21/7).
Wahyudin menerangkan, Nur Said menuntut ilmu di Ponpes Al Mukmin selama enam tahun, terhitung sejak MTs hingga MAN. Meski lama, namun yang bersangkutan bukan siswa yang menonjol. Mengenai keterlibatan sejumlah alumnus Ponpes Ngruki dalam jaringan teroris, Wahyudin menjawab bukan lagi menjadi tanggung jawab pesantren. Sebab, para alumnus tersebut sudah lulus sekolah.
”Mengenai sejumlah alumnus Ngruki yang terlibat teroris, saya kira sudah bukan menjadi tanggung jawab kami lagi. Kemudian kalau yang dipersoalkan kurikulum, sebenarnya juga tidak tepat karena toh kebanyakan siswa tidak seperti itu. Hanya satu dua siswa yang terlibat dalam terorisme. Jadi kenapa yang diubah kurikulumnya?” ujar dia.
Secara prinsip, Wahyudin menegaskan, Ponpes Al Mukmin tak pernah mengajarkan kekerasan.
Terpisah, Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan pejabat intelijen Malaysia datang ke Jakarta untuk berkoordinasi dalam perburuan Noordin M Top. “Tiga pendukung Noordin ditahan sebelum serangan bom pada 17 Juli tersebut,” ujar Hishammuddin.

Pelarian Nur Said

- Nur Said sudah lama diburu polisi setelah penggerebekan Noordin M Top di Jl Raya Kretek-Wonosobo Km 4 Wonosobo, Jawa Tengah, 29 April 2004.
- Dalam peristiwa itu Abdul Hadi, teman satu angkatan Nur Said tewas. Sedangkan Mustafirin yang disebut-sebut sebagai kader pelaku bom bunuh diri Noordin M Top untuk aksi berikutnya ditangkap.
- Sejak peristiwa itu, Nur Said menghilang. Diduga Nur mengikuti pergerakan ke mana pun Noordin M Top pergi.
- Saat polisi melakukan penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Kota Semarang, nama Nur Said kembali disebut polisi.
- Nur Said juga berhubungan dengan Abu Nasim alias Seno Aji, yang ditangkap 23 Februari 2008 di Dusun Lembu Jati, Banaran, Temanggung, Jawa Tengah.

Sumber: Keterangan paman Nur Said, Ahmad Rafi’i - Oleh : dtc/aps/haw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar